Pages

Kamis, 02 Februari 2017

Tidak Semua Tanya Harus Dijawab

Bahwa ada kehati-hatian, dan tak semua tanya harus dijawab;
Imam Malik sampai berkata, “Ucapan ‘Aku Tak Tahu’ adalah sepertiga ilmu."

Tidak semua pertanyaan harus anda jawab atau anda komentari? Mengapa : Karena anda harus mengetahui maksud/motivasi dari orang yang bertanya.

Ada beberapa motivasi seseorang dalam bertanya :

1. Ingin memperlihatkan kehebatannya.

Kehebatan dalam menganalisa sehingga melahirkan pertanyaan yang akan membuat orang (diharapkannya) bingung untuk menjawabnya. Karena sesungguhnya orang seperti ini, tahu apa jawaban dari yang ia tanyakan.
Jika anda berusaha menjawab, maka ia pun akan berusaha untuk meyakinkan orang sekitar bahwa jawaban anda salah, ketika jawaban anda benar, orang tersebut akan membuat pertanyaan baru, guna menyudutkan anda.

2. Ingin menggoyahkan keyakinan anda, membuat anda ragu, mempermalukan anda.

Orang seperti ini akan bertanya dan terus bertanya jika anda tidak mampu menjawab atau menjawab dengan benar sekalipun.
Orang seperti ini keras kepala, dia sebenarnya tidak perduli pada jawaban anda, yang ia perlukan anda silap/salah dalam menjawab.
Orang seperti ini, jika anda balik bertanya, ia tidak akan mampu menjawab. Ia akan alihkan dengan isu pertanyaan lain, tanpa mampu menjawab apa yang anda tanyakan.

3. Ingin merusak kenyamanan, merusak persepsi yang anda yakin benar.

Pertanyaan dari orang seperti ini biasanya mengandung unsur provokasi.
Anda jawab pun pertanyaannya dengan benar, dimata dia anda tetap saja salah. Orang seperti membuat pertanyaan yang menjebak.

4. Ingin mendapatkan jawaban yang benar.

Orang seperti ini akan memilih orang yang ia tanyai, dia tidak akan bertanya kepada sembarang orang,
Orang ini memerlukan keyakinan, apakah orang yang ia tanya, adalah orang yang tepat untuk menjawab pertanyaanya.
Karena orang seperti ini biasanya tidak akan membantah jawaban yang telah diberikan, jika ia percaya pada sumber yang ia tanyakan. Misal : Ia tidak akan bertanya masalah kehamilan pada dokter mata. Jika ada orang seperti ini, dan anda tak mampu menjawab pertanyaannya, bawa saja ia ke pada ahlinya.

Seperti orang yang ke sasar di dalam hutan. Bertemu dengan penduduk setempat di hutan. Lalu ia bertanya, jalan ke luar dari hutan. Ketika diberi tahu dia akan mengikuti sesuai kata penduduk itu. Karena ia yakin telah bertanya pada orang yang tepat (tipe ke 4).
Tapi pak, menurut kompas saya dan peta, bukankah seharusnya jalannya melewati A, bukan B seperti yang bapak beritahu tadi. (tipe 1), penduduk menjawab : jika kompas dan peta milikmu benar, kenapa masih bertanya sama saya, seharusnya kamu tidak kesasar.
Jika saya lewat dari B, bukankah akan makin jauh pak jaraknya? (tipe 2 - menggoyahkan keyakinan penduduk), padahal dia jelas tidak tahu, dikasih tau tapi sok tahu.

Mari kita renungkan.
Jika motivasinya dalam bertanya itu baik, tentunya ia akan menyampaikan dengan cara yang baik pula. Jika pertanyaannya mengandung motivasi yang tidak baik, buat apa kita teruskan niat buruknya.
Jika ia benar benar ingin mencari jawaban, cek, apakah tindakannya sudah baik (tidak melanggar norma : mencaci maki, memprovokasi, membeberkan aib, melecehkan, dan lain-lain ) dalam bertanya.

***

0 komentar: